Minggu, 01 November 2009

KOMUNIKASI MASSA PASIS103

KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA

SEKOLAH KOMANDO KESATUAN

LEMBAR JAWABAN STUDI KEPUSTAKAAN KOMUNIKASI MASSA

1. Jelaskan secara detail apa saja yang Anda ketahui tentang surat kabar Media Indonesia dan Seputar Indonesia, baik menyangkut organisasi perusahaan dan keredaksian, maupun isi serta gaya bahasa kedua surat kabar tersebut.

Jawab :

Sejak Media Indonesia ditangani oleh tim manajemen baru di bawah payung PT Citra Media Nusa Purnama, banyak pertanyaan tentang apa yang menjadi visi harian ini dalam industri pers nasional. Terjun pertama kali dalam industri pers tahun 1986 dengan menerbitkan harian Prioritas. Namun Prioritas memang kurang bernasib baik, karena belum cukup lama menjadi koran alternatif bangsa, SIUPP-nya dibatalkan Departemen Penerangan. Antara Prioritas dengan Media Indonesia memang ada benang merah, yaitu dalam karakter kebangsaannya. Dengan pimpinan redaksi sebagai berikut :

1) Pendiri : Drs H. Teuku Yousli Syah, MSi (Alm).

2) Direktur Utama : Rahni Lowhur Schad

3) Direktur Pemberitaan : Saur Hutabarat

4) Dewan Redaksi Media Grup : Rahni Lowhur Schad

5) Redaktur Senior : Laurens Tato

6) Kepala Divisi Pemberitaan : Elman Saragih

7) Deputi Kadiv. Pemeritaan : Kleden Suban

8) Kepala Divisi Artistik & Foto : Sinartus Sosrodjojo

Media Indonesia adalah nama salah satu surat kabar utama di Indonesia yang ditulis dalam bahasa Indonesia dengan kantor pusat di Jl. Gondandia Lama No. 46, Jakarta dan pada tahun 1995 bertepatan dengan usiannya ke-25 Media Indonesia menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, JL. Pilar Mas Raya Kav A-D, Kedoya Selatan, Jakarta Barat. Media Indonesia memiliki reputasi sebagai surat kabar nasional dengan tulisan yang berkualitas tinggi dan jenis jurnalisme investigasi. Seperti kebanyakan surat kabar yang lain, harian Media Indonesia dibagi menjadi tiga halaman bagian, yaitu bagian depan yang memuat berita nasional dan internasional, bagian berita bisnis dan keuangan, serta bagian berita olahraga.

b. Seputar Indonesia. Seputar Indonesia hadir setiap pagi dengan sajian berita-berita yang akurat, mendalam, penuh gaya dan warna. Seputar Indonesia juga terkenal dengan iklan barisnya yang menawarkan berjenis-jenis barang dari A sampai Z dari alat rumah tangga sampai barang kebutuhan kantor. Akan tetapi berita yang banyak dan beragam ini, tidak didukung dengan kualitas kertas yang baik sehingga kertas yang digunakan pun seperti kertas stensilan biasa. Dalam penyajiannya Seputar Indonesia jauh lebih sederhana seperti yang disajikan Media Indonesia. penyajiaannya kolom-kolom yang ada di Seputar Indonesia tidak tersusun dengan rapi terkesan dipaksakan dalam penulisan beritanya tanpa ada penyelesaiaan atau tidak tuntas dalam memberikan berita. Seputar Indonesia biasanya hanya menyajikan berita yang sedang Hangat saja begitu juga dengan judulnya yang terkesan mengundang pembaca untuk membelinya sedangkan begitu dibaca biasanya beritanya tidak seheboh judul yang disajikan. Dengan pimpinan redaksi :

1) Pemimpin Umum : Hary Tanoesoedibjo

2) Wakil Pemimpin Umum : Hidayat Tjandrajaja

3) Pemimpin Redaksi : Sururi Alfaruq

4) Redaktut Pelaksana : Solichin M. Awi

5) Redaktur : Ambang Priyonggo R

6) Koordinator Liputan : Alex Aji Saputra

7) Asisten Redaktur : Agus Warsudi

8) Repoter : Harley Ikhsan

9) Editor Bahasa : Krisnahadi Lukiwibawa

10) Pemimpin Perusahaan : Daniel Hartono

11) Direktur Pemberitaan : Sururi Alfarug

12) Direktur Operasional : Ganis Arman Zuvianto

Gaya penulisan dalam membahas berita, kombinasi teks dan grafisnya, peletakan susunan berita, ukuran kertas, jenis ketebalan kertas, dan jumlah halaman. Para pemilik dan pengelola Koran di masa sekarang tampaknya saling berlomba meraih pasar. Mereka berlomba menyajikan penampilan dan isi media cetaknya yang menarik, agar masyarakat menjadi pembaca sekaligus pelanggannya. Fenomena ini sempat terungkap dalam Forum Seminar Perang Bintang Industri Pers yang diadakan Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) di Jakarta, 18 Januari 2006. Sejumlah pemasaran dan peserta seminar terlibat dalam perbincangan hangat seputar "perang bintang"-nya pers di Indonesia. Fungsi media massa selain sebagai sarana informasi adalah sebagai hiburan. Berkaitan dengan itu media massa menjalankan fungsinya sebagai pelepas khalayak dari masalah yang sedang dihadapi. Rasa jenuh di dalam melakukan aktivitas rutin pada saat tertentu akan muncul. Di saat itulah media menjadi alternatif untuk membantu kita di dalam melepaskan diri dari problem yang. Ide dasar pendekatan agenda Setting seperti yang sering dikemukakan Bernard Cohen (1963) adalah bahwa “pers lebih daripada sekadar pemberi informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil mendorong pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”. Dalam studi pendahuluan tentang agenda Setting, McCombs dan Shaw (1972) menunjukkan hubungan di antara beberapa surat kabar tertentu dan pembacanya dalam isu-isu yang dianggap penting oleh media dan publik. Jenjang pentingnya isu publik ini disebut sebagai salience. Akan tetapi, studi ini sendiri bukanlah agenda Setting seperti yang kita maksudkan, karena arah penyebabnya tidaklah jelas. Baik media ataupun publik bisa saja menimbulkan kesepakatan tentang jenjang isu-isu publik. Selain itu, studi pendahuluan ini masih berupa suatu perbandingan umum, bukan perbandingan individual, seperti yang ditetapkan dalam hipotesis agenda s Setting ini. McCombs dan Shaw (1972) mengakui keterbatasan ini dalam studinya dan mengungkapkan bahwa “penelitian-penelitian lain harus meninggalkan konteks sosial yang umum dan memakai konteks psikologi sosial yang lebih spesifik”. Sayang sekali saran ini tidak sepenuhnya diikuti dalam hampir seluruh penelitian agenda setting yang dilakukan kemudian (Becker, 1982). Di pihak lain, studi-studi berikutnya tentang agenda setting Setting berhasil menetapkan urutan waktu dan arah penyebab. Dalam kondisi tertentu, peneliti menunjukkan bahwa media massa benar-benar dapat menentukan agenda bagi khalayak yang spesifik, paling tidak pada suatu tingkat agregatif (cf. Shaw dan McCombs, 1977). membandingkan agenda pembaca-pembaca sebuah surat kabar dengan pembaca-pembaca surat kabar lain. Dari pengamatan ini ia dapat menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu ada perbedaan di antara keduanya.

2. Pada salah satu edisinya, Media Indonesia memuat laporan mendalam tentang kunjungan/safari politik Surya Paloh ke berbagai daerah di Indonesia dalam rangka menggalang kekuatan untuk meraih posisi Ketua Umum Golkar pada Munas Golkar. Sementara pada hari yang sama SINDO memuat tentang bantahan dari PRO (Manajemen Humas) TPI tentang rumor yang mengatakan bahwa stasiun televisi swasta yang berlokasi di kawasan TMII itu berada di ambang bangkrut dan mismanajemen. Jelaskan mengapa kedua media ini membuat penonjolan berita tertentu, dan menyembunyikan berita yang lain dengan perspektif teori Agenda Setting.

Jawab:

Menurut teori agenda setting dengan media komunikasi maupun dengan pemakaian teknologi komunikasi seperti telepon dan komputer. Media komunikasi, dalam hal ini media massa, memiliki fungsi-fungsi bagi masyarakat. Para pemilik dan pengelola Koran di masa sekarang tampaknya saling berlomba meraih pasar. Mereka berlomba menyajikan penampilan dan isi media cetaknya yang menarik, agar masyarakat menjadi pembaca sekaligus pelanggannya. Fenomena ini sempat terungkap dalam Forum Seminar Perang Bintang Industri Pers yang diadakan Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) di Jakarta, 18 Januari 2006. Sejumlah pemasaran dan peserta seminar terlibat dalam perbincangan hangat seputar "perang bintang"-nya pers di Indonesia. Fungsi media massa selain sebagai sarana informasi adalah sebagai hiburan. Berkaitan dengan itu media massa menjalankan fungsinya sebagai pelepas khalayak dari masalah yang sedang dihadapi. Rasa jenuh di dalam melakukan aktivitas rutin pada saat tertentu akan muncul. Di saat itulah media menjadi alternatif untuk membantu kita di dalam melepaskan diri dari problem yang. Ide dasar pendekatan agenda Setting seperti yang sering dikemukakan Bernard Cohen (1963) adalah bahwa “pers lebih daripada sekadar pemberi informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil mendorong pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”. Dalam studi pendahuluan tentang agenda Setting, McCombs dan Shaw (1972) menunjukkan hubungan di antara beberapa surat kabar tertentu dan pembacanya dalam isu-isu yang dianggap penting oleh media dan publik. Jenjang pentingnya isu publik ini disebut sebagai salience. Akan tetapi, studi ini sendiri bukanlah agenda Setting seperti yang kita maksudkan, karena arah penyebabnya tidaklah jelas. Baik media ataupun publik bisa saja menimbulkan kesepakatan tentang jenjang isu-isu publik. Selain itu, studi pendahuluan ini masih berupa suatu perbandingan umum, bukan perbandingan individual, seperti yang ditetapkan dalam hipotesis agenda Setting ini. McCombs dan Shaw (1972) mengakui keterbatasan ini dalam studinya dan mengungkapkan bahwa “penelitian-penelitian lain harus meninggalkan konteks sosial yang umum dan memakai konteks psikologi sosial yang lebih spesifik”. Sayang sekali saran ini tidak sepenuhnya diikuti dalam hampir seluruh penelitian agenda setting yang dilakukan kemudian (Becker, 1982). Di pihak lain, studi-studi berikutnya tentang agenda setting Setting berhasil menetapkan urutan waktu dan arah penyebab. Dalam kondisi tertentu, peneliti menunjukkan bahwa media massa benar-benar dapat menentukan agenda bagi khalayak yang spesifik, paling tidak pada suatu tingkat agregatif (cf. Shaw dan McCombs, 1977). membandingkan agenda pembaca-pembaca sebuah surat kabar dengan pembaca-pembaca surat kabar lain. Dari pengamatan ini ia dapat menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu ada perbedaan di antara keduanya.

3. Studi Kasus. Pada acara sertijab Kasau (bintang 4), Dispenau mengundang wartawan untuk meliput kegiatan yang tentu saja menurut kalangan TNI AU sangat penting, namun ternyata jumlah wartawan yang hadir jauh lebih banyak pada acara sertijab Kapolda Jaya (bintang 2). Mengapa hal itu bisa terjadi? Jelaskan dari sudut pandang pemahaman anda tentang kepentingan wartawan dalam meliput suatu kegiatan.

Jawab:

Pada acara Sertijab Kasau bagi kalangan tentu adalah berita yang sangat ditunggu-tunggu, selain melibatkan insan TNI umumnya tentu kita ingin tahun profil pejabat tersebut apabila ada dalam surat kabar, ternyata bagi masyarakat umum itu bukan hal penting apalagi bagi masyarakat awam mungkin tidak tahu apa itu Kasau tersebut, oleh sebab itulah dalam surat khabar Media Indonesia maupun Sindo tidak begitu mengundang pasar untuk membacanya oleh sebab itu hanya dimuat dalam beritanya dalam berita kecil nyaris tak terlihat. Dari Pemberitaan tersebut memang tidak akan sama porsinya di setiap media, apalagi skala coverage kedua media di atas adalah lingkup nasional dan pada saat yang bersamaan ada pemberitaan lain yang lebih menarik dan informatif untuk diliput daripada pemberitaan eksklusif dari kalangan tertentu, meski itu adalah liputan dari militer Indonesia, akan tetapi berita serah terima jabatan di kalangan militer bukanlah hal yang baru atau menarik bagi setiap pembaca. Selain itu pemberitaan mengenai sertijab Kapolda jauh lebih dekat secara emosional dan sosial dengan setiap lapisan masyarakat dan sifat eksklusifitas pemberitaan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan pemberitaan sertijab Kasau. Di dalam struktur sosial masyarakat, posisi Kapolda sifatnya lebih dekat kepada semua lapisan masyarakat terutama di daerah Jakarta, dimana semua orang sudah lebih mengenal dan memahami fungsi serta tugas Kapolda yang jelas memiliki pengaruh langsung terhadap struktur masyarakat sehingga dapat dianggap memenuhi karakteristik universalitas; Hal ini bukanlah tidak mungkin dan wajar saja terjadi apalagi pemberitaan tersebut tidak memiliki nilai pemberitaan yang sesuai dengan nilai informasi yang dianggap menarik, komersil atau dapat menimbulkan opini publik secara luas, meskipun tetap menarik untuk dibaca dan diketahui kalangan tertentu. Jika dilihat dari sisi agenda setting, pemberitaan media mengenai sertijab Kasau bisa saja dianggap tidak sesuai dengan agenda media dan agenda publik tapi lebih kepada agenda mengenai kebijakan tertentu (rotasi pejabat) sehingga nilai jual berita tersebut jika dibandingkan pemberitaan lain yang sejenis persentasenya lebih sedikit. Namun, sesungguhnya pemberitaan sertijab tersebut bisa saja menjadi besar jika pihak TNI AU memberikan arahan yang tepat, apa manfaat dan nilai pemberitaan yang dianggap ‘penting’ tersebut dan bukan sekedar memberikan pengarahan dan undangan kepada pihak pers untuk meliput lalu tidak melakukan pengawasan, monitoring, dan pendekatan yang baik dengan pihak pers agar pemberitaan tersebut dapat memberikan nilai lebih (value added) bagi TNI AU, dan perlu kita sadari juga bahwa tidak semua pihak paham dan mengerti apa saja kegiatan yang dilakukan oleh TNI AU, terutama pihak pers yang sebagian besar tidak berasal dari kalangan militer. Berdasarkan wacana diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat kita umumnya pembaca surat khabar dalam membaca surat khabar hanya ingin mencari berita-berita sensasi saja, tanpa ingin lebih maju ke depan dan mungkin kebanyakan masyarakat kita tidak mau pusing memikirkan berita-berita yang bagi mereka tidak penting dan tidak berhubungan langsung dengan kehidupan mereka secara langsung. Sedangkan para penulis surat khabar juga hanya ingin mengikuti selera para pembaca disamping tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan omset penjualan surat kabar tersebut sedangkan kemajuan masyarakatnya tidak begitu penting.

4. Menurut Anda, topik atau isu apa di lingkungan TNI AU yang bisa ‘dijual’ kepada media sehingga kegiatan TNI AU banyak diliput oleh media? Langkah-langkah apa yang harus dilakukan sehingga TNI AU makin populer di tengah-tengah masyarakat?

Jawab:

a. Topik Pelantikan Kasau bisa dijadikan topik utama bagi masyarakat karena sosok seorang Kasau adalah panutan juga yang harus kita kenal. Topik tentang penggunaan dan pembelian pesawat terbang yang belum lama ini, masyarakat tentunya tertarik untuk mengetahui bagaimana dan seperti apa pesawat terbang tersebut walaupun hanya dalam surat kabar kita dapat mengetahui dan melihatnya akan memberi kepuasaan tersendiri terhadap pembaca. Topik ini tentunya berhubungan langsung dengan lingkungan TNI AU sehingga media massa tertarik untuk meliputnya karena media massa tau kegiatan seperti inilah yang dapat menarik minat pembaca, dan secara tidak langsung masyarakat dapat kenal dan tau tentang TNI AU yang mungkin akan meningkatkan popularitas TNI AU. Dengan memahami kondisi tersebut dan melihat bagaimana organisasi lain mampu melakukan publikasi terhadap berbagai kegiatan maupun topik kepada media, sebetulnya jika diperhatikan dan dipelajari lebih lanjut, banyak berita-berita dari lingkungan TNI AU yang bisa ‘dijual’ bukan sekedar adanya peristiwa kejadian kecelakaan pesawat, pelanggaran batas wilayah keamanan atau konflik antara masyarakat sipil dengan militer semata yang bisa diangkat kepada media, akan tetapi berbagai kegiatan TNI AU yang bersifat nasionalisme, bersisian dengan masyarakat, kemanusiaan terutama yang berkaitan dengan tugas pengamanan negara. Ada banyak kegiatan pula yang dapat menjadi perhatian dari kalangan pers dan dapat dijual, misalnya pemberitaan personel dari Wanita Angkatan udara yang berkemampuan khusus layaknya prajurit pria dan tidak banyak wanita yang mengikuti dan berkesempatan untuk bidang kerja antara lain pilot/penerbang wanita dan seorang tentara. Juga seorang wara yang berprofesi sebagai tekhnisi pesawat terbang. Dari profesi yang disebutkan diatas merupakan profesi yang langka di Indonesia, dan banyak mencuri perhatian khalayak ramai, dengan mengupas bidang profesi ini diharapkan akan menimbulkan minat baca karena mungkin topik ini jarang di publikasikan. Ada lagi suatu kegiatan yang dapat dijual untuk kepentingan media masa misalnya adanya suatu pameran kedirgantaraan atau seperti mengadakan Indonesian Air Show, akan sangat mendapat perhatian dan dapat dijual pemberitaannya.

b. Langkah-langkah yang Harus Dilakukan Sehingga TNI AU lebih dikenal masyarakat. Mengadakan kerjasama dengan instansi luar yang berhubungan dengan latihan TNI AU, sehingga TNI AU lebih dikenal oleh masyarakat luar. Memperkenalkan kepada masyarakat terhadap alutsista TNI AU melalui media baik itu elektronik maupun media cetak sehingga mendapat nilai positif serta simpatik dari masyarakat serta menjadi kebanggan tersendiri bagi TNI AU. Mengikutsertakan rekan-rekan pers untuk meliput dan mempublikasikan kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan TNI AU seperti donor darah, mengunjungi panti asuhan serta kegiatan sosial lainnya yang dapat membawa nama baik TNI AU di mata masyarakat. Mengadakan pameran yang memperkenalkan kepada masyarakat tentang pesawat-pesawat yang dimiliki oleh TNI AU, atau latihan-latihan gabungan yang telah dilakukan oleh TNI AU, sehingga masyarakat luar lebih mengenal jauh tentang TNI AU, sehingga masyarakat luar ada keinginan untuk menjadi anggota TNI AU.

Jakarta, November 2009

Perwira Siswa


Sukarnadi

Kapten Sus Nrp 525913


Tidak ada komentar:

Posting Komentar